Nahlia Dwi Citra Fajrina
15512225
2pa11
Teori Kepribadian Sosial
Pengertian sehat
menurut WHO adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial
tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Dan beberapapengertian sehat lainnya
yaitu diantaranya :
1) Sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh
melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain (aktualisasi). Perilaku
yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesuaian
diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas struktural. ( Menurut
Pender, 1982 )
2) Sehat / kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari
badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis.( Menurut UU N0. 23/1992 tentang
kesehatan)
3) Sehat adalah fungsi efektif dari sumber-sumber
perawatan diri (self care Resouces) yang menjamin tindakan untuk perawatan diri
( self care actions) secara adekuat. Self care Resouces : mencakup pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Self care Actions merupakan perilaku yang sesuai dengan
tujuan diperlukan untuk memperoleh, mempertahankan dan meningkatkan fungsi
psikososial dan spiritual. (Menurut Paune, 1983)
Teori Kepribadian Sehat :
·
Aliran Psikoanalisa
Sigmund Freud
(1856-1939) merupakan pendiri psikoanalisis. Menurut Freud pikiran-pikiran yang
direpres atau ditekan, merupakan sumber perilaku yang tidak normal atau
menyimpang.
Sumbangan terbesar
Freud pada teori kepribadian adalah eksplorasinya ke dalam dunia tidak sadar
dan keyakinannya bahwa manusia termotivasi oleh dorongan-dorongan utama yang belum
atau tidak mereka sadari. Bagi Freud, kehidupan mental terbagi menjadi dua tingkat, alam tidak sadar dan alam sadar. Alam
tidak sadar terbagi menjadi dua tingkat, alam tidak sadar dan alam bawah sadar.
Dalam psikologi
Freudian, ketiga tingkat kehidupan mental ini dipahami, baik sebagai proses
maupun lokasi. Tentu saja, keberadaan lokasi dari ketiga tingkat tersebut
bersifat hipotesis dan tidak nyata ada di dalam tubuh. Sekalipun demikian,
ketika membahas alam tidak sadar, Freud melihatnya sebagai suatu alam
tidak sadar sekaligus proses terjadi tanpa disadari.
-
Alam Tidak Sadar
Alam tidak sadar (unconscious)
menjadi tempat bagi segala dorongan, desakan maupun insting yang tak kita
sadari tetapi ternyata mendorong perkataan, perasaan dan tindakan kita.
Sekalipun kita sadar akan perilaku kita yang nyata, sering kali kita tidak
menyadari proses mental yang ada dibalik perilaku tersebut. Misalnya seorang
pria bisa saja mengetahui bahwa ia tertarik pada seorang wanita tetapi tidak
benar-benar memahami alasan dibalik ketertarikannya, yang bisa saja bersifat
tidak rasional.
Tentu saja, alam
tidak sadar bukan berarti tidak aktif atau dorman. Dorongan-dorongan di alam
tidak sadar terus-menerus berupaya agar disadari, dan kebanyakan berhasil masuk
ke alam sadar, sekalipun tak lagi muncul dalam bentuk asli. Pikiran-pikiran
yang tak disadari ini bisa dan memang memotivasi manusia. (Mekanisme ini
dikenal dengan pembentukan reaksi (reaction formation) yang
akan dibahas secara terpisah dibagian berjudul Mekanisme Pertahanan (Defense
Mechanism) yang terdiri dari represi (repression), pembentukan reaksi
(reaction formation), pengalihan (displacement), fiksasi (fixation), regresi
(regression), proyeksi (projection), introyeksi (introjection), dan sublimasi
(sublimation).
-
Alam Bawah Sadar
Alam bawah sadar (preconscious)
ini memuat semua elemen yang tak disadari, tetapi bisa muncul kesadaran dengan
cepat atau agak sukar (Freud, 1993/1964). Isi alam bawah sadar ini datang dari
dua sumber, yang pertama adalah persepsi sadar (conscious perception).
Apa yang dipersepsikan orang secara sadar dalam waktu singkat, akan segera
masuk ke dalam alam bawah sadar selagi fokus perhatian beralih ke pemikiran
lain.
Sumber kedua dari
gambaran-gambaran bawah sadar adalah alam tidak sadar. Sedangkan sejumlah
gambaran lain dari alam tidak sadar bisa masuk ke alam sadar karena bersembunyi
dengan baik dalam bentuk mimpi, salah ucap, ataupun dalam bentuk pertahanan
diri yang kuat.
-
Alam Sadar
Alam sadar (conscious),
yang memainkan peran tak berarti dalam teori psikoanalisis, didefinisikan
sebagai elemen-elemen mental yang setiap saat berada dalam kesadaran. Ini adalah
satu-satunya tingkat kehidupan mental yang bisa langsung kita raih. Ada dua
pintu yang dapat dilalui oleh pikiran agar bisa masuk ke alam sadar yaitu
sistem kesadaran perseptual (perceptual conscious), yaitu terbuka pada
dunia luar dan berfungsi sebagai perantara bagi persepsi kita tentang stimulus
dari luar.
Sumber kedua bagi
elemen alam sadar ini datang dari dalam struktur mental dan mencakup
gagasan-gagasan tidak mengancam yang datang dari alam bawah sadar maupun
gambaran-gambaran yang membuat cemas, tetapi terselubung dengan rapi yang
berasal dari alam tidak sadar.
·
Aliran Behavioristik
Behaviorisme atau
Aliran Perilaku (juga disebut Perspektif Belajar) adalah filosofi dalam
psikologi yang berdasar pada proposisi bahwa semua yang dilakukan organisme —
termasuk tindakan, pikiran, atau perasaan— dapat dan harus dianggap sebagai
perilaku. Aliran ini berpendapat bahwa perilaku demikian dapat digambarkan
secara ilmiah tanpa melihat peristiwa fisiologis internal atau konstrak
hipotetis seperti pikiran. Behaviorisme beranggapan bahwa semua teori harus
memiliki dasar yang bisa diamati tapi tidak ada perbedaan antara proses yang
dapat diamati secara publik (seperti tindakan) dengan proses yang diamati
secara pribadi (seperti pikiran dan perasaan).
Teori-teori
behavioristik adalah proses belajar serta peranan lingkungan yang merupakan
kondisi langsung belajar dalam menjelaskan perilaku. Semua bentuk tingkah laku
manusia adalah hasil belajar yang bersifat mekanistik lewat proses penguatan.
Pendekatan behavioristik terhadap kepribadian memiliki dua asumsi dasar, yaitu:
-
Perilaku harus
dijelaskan dalam pengaruh kausal lingkungan terhadap diri individu
-
Pemahaman terhadap
manusia harus dibangun berdasarkan riset ilmiah objektif à dikontrol dengan
seksama dalam eksperimen laboratorium
·
Aliran Humanistik
Abraham Maslow
(1908-1970) dapat dipandang sebagai Bapak dari psikologi humanistik. Gerakan
ini merasa tidak puas terhadap psikologi behavioristik dan psikoanalisis, dan
memfokuskan penelitiannya pada manusia dengan ciri-ciri eksistensinya.
Psikologi humanistik
mulai di Amerika Serikat pada tahun 1950 dan terus berkembang. Tokoh-tokoh
Psikologi Humanistik memandang behavorisme mendehumanisasi manusia. Psikologi Humanistik mengarahkan
perhatiannya pada humanisasi psikologi yang menekankan keunikan manusia.
Menurut Psikologi Humanistik manusia adalah makhluk kreatif, yang dikendalikan
oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri bukan oleh kekuatan-kekuatan ketidaksadaran.
Maslow menjadi
terkenal karena teori motivasinya, yang dituangkan dalam bukunya “Motivation and Personality”.
Dalam buku tersebut diuraikan bahwa pada manusia terdapat lima macam kebutuhan
yang berhirarki, meliputi:
1)
Kebutuhan-kebutuhan
fisiologis (the physiological needs)
2)
Kebutuhan-kebutuhan
rasa aman (the safety needs / the security needs)
3)
Kebutuhan rasacinta
dan memiliki (the love and belongingness needs)
4)
Kebutuhan akan
penghargaan diri (the self-esteem needs)
5)
Kebutuhan akan
aktualisasi diri (the self-actualization needs)
Menurut Maslow
psikologi harus lebih manusiawi, yaitu lebih memusatkan perhatiannya pada
masalah-masalah kemanusian. Ada empat ciri psikologi yang berorientasi
humanistik, yaitu:
a)
Memusatkan perhatian
pada person yang mengalami, dan karenanya
berfokus pada pengalaman sebagai fenomena primer dalam mempelajari manusia.
b)
Memberi tekanan pada
kualitas-kualitas yang khas manusia, seperti kreativitas, aktualisasi diri,
sebagai lawan pandangan tentang manusia yang mekanistis dan reduksionis.
c)
Menyadarkan diri pada
kebermaknaan dalam memilih masalah-masalah yang akan dipelajari dan
prosedur-prosedur penelitian yang akan digunakan.
d)
Memberikan perhatian
penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabat manusia
serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap individu
(Misiak dan Sexton, 1988). Selain Maslow sebagai tokoh dalam psikologi
humanistik, juga Carl Rogers (1902-1987) yang terkenal dengan client-centered therapy (Walgito,
B 2002 : 80).
Gordon Alport, (lahir di Montezuma, Indiana , 11 November 1897 – meninggal di Cambridge, Massachusetts , 9 Oktober 1967 pada umur 69 tahun) merupakan seorang psikolog. Ia meraih gelar doktor psikologi dari Harvard pada tahun 1922.
Ia menghabiskan kariernya untuk mengembangkan teori, mengkaji
persoalan-persoalan sosial, seperti prasangka, kecurigaan, komunal, serta
mengembangkan tes kepribadian.
Menurut
Allport, salah satu yang paling memotivasi manusia adalah kecenderungan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan biologisnya. Kecenderungan ini disebut
Allport dengan pemfungsian oportunistik. Pemfungsian oportunistik bersifat reaktif, berorientasi masa
lalu, dan biologis.
Sekalipun
demikian, Allport menganggap pemfungsian oportunistik ini
tidak terlalu penting dalam memahami perilaku manusia, justru kebanyakan perilaku manusia
dimotivasi oleh sesuatu yang lain, sesuatu yang berfungsi dalam rangka ekspresi
diri, yang oleh Allport disebut ''pemfungsian Propriate''. Maksudnya adalah apapun yang dilakukan
seseorang dalam hidup biasanya adalah demi menunjukkan siapa dirinya. Pemfungsian diri
ini bersifat proaktif,
berorientasi masa depan, dan psikologis. Kata propriate berasal dari kata proprium yang
berarti konsep diri. Maksud dari Allport dengan memberi tekanan lebih kepada propriumialah
untuk mendefinisikan konsep diri sehati-hati
mungkin.
Dalam
melihat konsep diri tersebut, Allport memakai dua pendekatan yakni fenomenologi dan fungsional. Secara
fenomenologis artinya diri sebagaimana yang dialami sehari-hari yakni yang
terdiri dari berbagai aspek yang essensial (lawan
dari aspek yang insidental dan aksidental), hangat (lawan
dari diri yang dingin dan kabur), dan sentral (lawan
dari diri sampingan).
Sementara
itu, definisi fungsional mencakup hal-hal ysng muncul dalam perkembangan
seseorang dalam usia-usia tertentu, yakni:
1) indra jasmani (berkembang
di usia 0-2 tahun)
2) identitas diri (berkembang
di usia 0-2 tahun)
3) harga diri (berkembang di usia 2-4 tahun)
4) perluasan diri (berkembang
di usia 4-6 tahun)
5) citra diri (berkembang
di usia 4-6 tahun)
6) peniruan
rasional (berkembang di usia 6-12 tahun)
7) dorongan untuk mengejawantahkan
diri (muncul ketika seseorang berusia 12 tahun ke atas)
Menurut
Allport, jika seseorang memiliki proprium yang berkembang
dengan baik dan memiliki disposisi yang adaptif (keunikan
individu dengan individu lainnya), berarti ia telah mencapai tahap kedewasaan
psikologis (orang yang kesehatan mentalnya terjaga). Tujuh
tanda seseorang yang memiliki kedewasaan psikologis:
1) memiliki perluasan diri yang
jelas dan spesifik
2) memiliki teknik dan cara-cara
tertentu agar pergaulannya dengan
orang lain dapat lancar dan baik (misalnya kepercayaan, empati. kejujuran, toleransi)
3) memiliki kestabilan
emosional dan menerima diri sendiri
4) memiliki pendapat yang realistis
5) memfokuskan
perhatian pada masalah dan
mengembangkan kemampuan untuk memecahkannya
6) mampu
melihat diri sendiri secara objektif yaitu menilai perilaku sendiri dan mampu
"menertawakan diri sendiri"
7) memiliki filsafat hidup yang
utuh, termasuk orientasi nilai yang partikular,
sentimen keagamaan yang terdifferensiasi,
dan kesadaran yang terpersonlisasi
Carl Rogers adalah seorang psikolog yang terkenal dengan pendekatan terapi klinis yang berpusat pada klien (client centered). Rogers
kemudian menyusun teorinya dengan pengalamannya sebagai terapis selama bertahun-tahun. Teori Rogers mirip dengan pendekatan Freud, namun pada
hakikatnya Rogers berbeda dengan Freud karena Rogers menganggap bahwa manusia
pada dasarnya baik atau sehat. Dengan kata lain, Rogers memandang kesehatan
mental sebagai proses perkembangan hidup alamiah, sementara, kejahatan,
dan persoalan kemanusiaan lain dipandang sebagai penyimpangan dari kecenderungan
alamiah.
Teori Rogers didasarkan pada suatu "daya hidup" yang disebut kecenderungan aktualisasi. Kecenderungan aktualisasi tersebut
diartikan sebagai motivasi yang menyatu dalam setiap diri makhluk hidup dan
bertujuan mengembangkan seluruh potensinya semaksimal mungkin. Jadi, makhluk
hidup bukan hanya bertujuan bertahan hidup saja, tetapi ingin memperoleh apa
yang terbaik bagi keberadaannya. Dari dorongan tunggal inilah, muncul
keinginan-keinginan atau dorongan-dorongan lain yang disebutkan oleh psikolog
lain, seperti kebutuhan untuk udara, air, dan makanan, kebutuhan akan rasa aman
dan rasa cinta, dan sebagainya.
Erich
Fromm lahir di Frankfurt, Jerman
pada tanggal 23 Maret 1900. Ia belajar psikologi dan sosiologi di University
Heidelberg, Frankfurt, dan Munich. Setelah memperoleh gelar Ph.D dari Heidelberg tahun
1922, ia belajar psikoanalisis di Munich dan pada Institut
psikoanalisis Berlin yang terkenal waktu itu. Tahun 1933 ia
pindah ke Amerika Serikat dan mengajar di Institut psikoanalisis Chicago dan
melakukan praktik privat di New York City. Ia pernah mengajar pada
sejumlah universitas dan institut di negara ini dan di Meksiko. Terakhir, Fromm
tinggal di Swiss dan meninggal di Muralto, Swiss pada tanggal 18 Maret 1980.
Fromm sangat
dipengaruhi oleh tulisan-tulisan Karl Marx, terutama oleh karyanya yang
pertama, The economic philosophical manuscripts yang ditulis
pada tahun 1944. Tema dasar ulisan Fromm adalah orang yang merasa kesepian dan
terisolasi karena ia dipisahkan dari alam dan orang-orang lain. Keadaan isolasi
ini tidak ditemukan dalam semua spesies binatang, itu adalah situasi khas
manusia. Berikut ini kita akan mengulas lebih dalam mengenai teori-teori Fromm.
Fromm sangat dipengaruhi
oleh tulisan Karl Marx, terutama oleh karyanya yang pertama, The
Economic and Philosophical Manuscripts yang ditulis pada tahun 1944.
Fromm membandingkan ide-ide Freud dan Marx, menyelidiki
kontradiksi-kontradiksinya dan melakukan percobaan yang sintesis. Fromm
memandang Marx sebagai pemikir yang lebih ulung daripada Freud dan menggunakan
psikoanalisa, terutama untuk mengisi celah-celah pemikiran Marx. Pada tahun
1959, Fromm menulis analisis yang sangat kritis bahkan polemis tentang
kepribadian Freud dan pengaruhnya, sebaliknya berbeda sekali dengan kata-kata
pujian yang diberikan kepada Marx pada tahun 1961. Meskipun Fromm dapat
disebut sebagai seorang teoritikus kepribadian Marxian, ia sendiri lebih suka
disebut humanis dialetik. Tulisan-tulisan Fromm dipengaruhi oleh pengetahuannya
yang luas tentang sejarah, sosiologi, kesusastraan, dan filsafat.
Fromm juga
menyebutkan dan menjelaskan lima tipe karakter sosial yang ditemukan dalam
masyarakat dewasa ini, yakni:
1)
Tipe Reseptif
(mengharapkan dukungan dari pihak luar)
2)
Tipe Eksploitasi
(memaksa orang lain untuk mengikuti keinginannya)
3)
Tipe Penimbunan (suka
mengumpulkan dan menimbun barang suatu materi)
4)
Tipe Pemasaran (suka
menawarkan dan menjual barang)
5)
Tipe Produktif
(karakter yang kreatif dan selalu berusaha untuk menggunakan barang-barang untuk
suatu kemajuan)
6)
Tipe
Nekrofilus-biofilus (nekrofilus orang yang tertarik dengan kematian,
biofilus:orang yang mencintai kehidupan)
Fromm juga mengemukakan bahwa
bila masyarakat berubah secara mendasar, sebagaimana terjadi ketika feodalisme
berubah menjadi kapitalisme atau ketika sistem pabrik menggeser tenaga tukang,
perubahan semacam itu akan mengakibatkan perubahan-perubahan dalam karakter
sosial manusia.
DAFTAR PUSTAKA: