Minggu, 09 November 2014

PSIKKOLOGI MANAJEMEN (Tugas Softskill 2)


Nama              : Nahlia Dwi Citra F
NPM               : 15512225
Kelas               : 3 PA 11
Psikologi Manajemen
1.    Bentuk teori motivasi yang dianggap tepat untuk bisa menggerakan proses kerja karyawan dilakukan dengan penuh semangat
Jawab        :
Menurut Munandar (2001) Motivasi adalah suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong sesorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah ketercapaiannya tujuan tertentu. Individu yang berhasil mencapai tujuannya tersebut maka berarti kebutuhan-kebutuhannya dapat terpenuhi atau terpuaskan.
Suatu variable yang ikut campur tangan yang digunakan untuk menimbulkan factor-faktor tertentu didalam organisme, yang membangkitkan, mengelola, mempertahankan dan menyalurrkan tingkah laku menuju satu sasaran (J.P. Chaplin, 2001).
Tiga teori motivasi, antara lain yaitu :
a.       Teori Kebutuhan (Abraham Maslow)
Abraham Maslow mengungkapkan teori motivasi yang dikenal dengan hierarki kebutuhan (hierarchy of needs). Dia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari Lima Kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah:
1)      Fisiologis: meliputi rasa lapar, haus, berlindung, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya.
2)      Rasa aman: meliputi rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional.
3)      Sosial: meliputi rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan.
4)      Penghargaan: meliputi faktor-faktor penghargaan internal seperti hormat diri, otonomi, dan pencapadian; dan factor-faktor penghargaan eksternal seperti status, pengakuan dan perhatian.
5)      Aktualisasi diri: dorongan untuk menjadi seseorang sesuai kecakapannya; meliputi pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri.
Ketika setiap kebutuhan ini pada dasarnya terpenuhi, kebutuhan yang berikutnya menjadi dominan. Individu bergerak menaiki tingkat hierarki. Dari sudut motivasi, teori tersebut mengatakan bahwa meskipun tidak ada kebutuhan yang benarbenar dipenuhi, sebuah kebutuhan yang pada dasarnya telah dipenuhi tidak lagi memotivasi. Jadi bila ingin memotivasi seseorang, menurut Maslow, kita harus memahami tingkat hierarki dimana orang tersebut berada saat ini dan fokus untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan di atau di atas tingkat tersebut.
b.      Teori kebutuhan McClelland (McClelland’s theory of needs)
Teori tersebut berfokus pada tiga kebutuhan: pencapaian, kekuatan, dan hubungan yang didefinisikan sebagai berikut :
1)      Kebutuhan pencapaian (need for achievement): Dorongan untuk melebihi, mencapai target, berusaha keras untuk berhasil.
2)      Kebutuhan kekuatan  (need for power): Kebutuhan untuk membuat individu lain berperilaku sedemikdian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
3)      Kebutuhan hubungan (need for affiliation): Keinginan untuk menjalin suatu hubungan antarpersonal yang ramah dan akrab.  
c.       Menurut Frederich Herzberg
Mengembangkan teori hierarki kebutuhan Maslow menjadi teori dua faktor tentang motivasi. Dua faktor itu dinamakan faktor pemuas (motivation factor) yang disebut dengan satisfer atau intrinsic motivation dan faktor pemelihara (maintenance factor) yang disebut dengan disatisfier atau intrinsic motivation. Faktor pemuas yang disebut juga motivator yang merupakan faktor pendorong seseorang untuk berprestasi yang bersumber dari dalam diri seseorang tersebut (kondisi intrinsik) antara lain :
1)      Prestasi yang diraih (achievement)
2)      Pengakuan orang lain (recognition)
3)      Tanggungjawab (responsibility)
4)      Peluang untuk maju (advancement)
5)      Kepuasan kerja itu sendiri (the work it self )
6)      Kemungkinan pengembangan karir (the possibility of growth)
Sedangkan faktor pemelihara (maintenance factor) disebut juga hygiene factor merupakan faktor yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan untuk memelihara keberadaan karyawan sebagai manusia, pemeliharaan ketentraman dan kesehatan. Faktor ini juga disebut dissatisfier (sumber ketidakpuasan) yang merupakan tempat pemenuhan kebutuhan tingkat rendah yang dikualifikasikan ke dalam faktor ekstinsik meliputi :
1)      Kompensasi
2)      Keamanan dan keselamatan kerja
3)      Stress Kerja
4)      Kondisi kerja
5)      Status
6)      Prosedur perusahaan
7)       Mutu dari supervisi teknis dari hubungan interpersonal di antara teman sejawat dengan atasan dan dengan bawahan.

2.      Pola kepemimpinan (otokratik,demokratik dan permisif)
Jawab             :
Kepemimpinan adalah suatu proses menggerakkan orang-orang dalam suatu organisasi karena memiliki kekuasaan, kewibawaan dan kemampuan, agar bekerja dalam suasana moralitas yang tinggi dengan penuh semangat dapat menyelesaikan pekerjaannya masingmasing sesuai hasil yang diharapkan (Salam, 2002).
Menurut Silalahi (2002) kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi perilaku orang lain, baik secara individu maupun kelompok agar melakukan aktivitas dalam usaha mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Kepemimpinan yang tidak pernah konsisten dan tidak   dapat diandalkan, niscaya gagasan-gagasan inovatif akan seterusnya terpendam, bahkan dapat berdampak pada larinya SDM yang memiliki knowledge ke perusahaan swasta (Soeling, 2005). Studi mengenai kepemimpinan saat ini berada di dalam era transformasi atau perubahan. Masih terkait dengan kepemimpinan, dikemukakan oleh Rainey dan Steinbauer (1999), bahwa perilaku eksternal seperti agen otonomi yang menerapkan misinya, yaitu misi yang tinggi, kuat dan perilaku kepemimpinan tertentu, dapat memperbesar beberapa bentuk motivasi seseorang dalam organisasi, seperti motivasi terhadap tugas, motivasi terhadap misi maupun motivasi sebagai pelayan publik, yang kesemuanya harus saling terhubung dalam rangka mencapai efektivitas (Hardjo, 2005).
a.       Otokratik   : Menurut Sudarwan (2004), kata  otokratik diartikan sebagai tindakan menurut kemauan sendiri, setiap produk pemikiran dipandang benar, keras kepala, atau rasa aku yang keberterimaannya pada khalayak bersifat dipaksakan. Kepemimpinan otokratik disebut juga kepemimpinan otoriter. 
Kepemimpinan otokratis sebagai gaya yang didasarkan atas kekuatan posisi dan penggunaan otoritas. Jadi kepemimpinan otokratik adalah kepemimpinan yang dilakukan oleh seorang pemimpin dengan sikapnya yang menang sendiri, tertutup terhadap saran dari orang lain dan memiliki idealisme tinggi. (Thoha,2010).
b.      Demokratik           : Menurut Malayu (2005), kepemimpinan demokratik menitikberatkan pada bimbingan yang efisien pada para anggotanya. Koordinasi pekerjaan terjalin dengan baik dengan semua lini, terutama penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerja sama yang baik. Kepemimpinan demokratik menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan, bersedia mengakui keahlian para sepesialis dengan bidangnya masing-masing pada saat-saat kondisi yang tepat.
c.       Permisif     : Menurut Sudarwan (2004), kepemimpinan permisif merupakan pemimpin yang tidak mempunyai pendirian yang kuat, sikapnya serba boleh. Pemimpin memberikan kebebasan kepada bawahannya, sehingga bawahan tidak mempunyai pegangan yang kuat terhadap suatu permasalahan. Pemimpin yang permisif cenderung tidak konsisten terhadap apa yang dilakukan.

Sumber           :