Nahlia Dwi
Citra Fajrina
15512225
2PA11
A.
Hubungan Interpersonal
Hubungan
interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita
bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan
interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content
melainkan juga menentukan relationship.
bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan
interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content
melainkan juga menentukan relationship.
Dari segi
psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik
hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya; makin
cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya; sehingga makin efektif
komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.
hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya; makin
cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya; sehingga makin efektif
komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.
1. Model-model Hubungan
Interpersonal
a.
Model Pertukaran Sosial
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai
suatu
transaksi dagang. Orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan
sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya.
transaksi dagang. Orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan
sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya.
b.
Model Peranan
Model peranan menganggap hubungan interpersonal
sebagai
panggung sandiwara. Disini setiap orang harus memerankan peranannya sesuai
dengan naskah yang telah dibuat oleh masyarakat. Hubungan interpersonal
berkembang baik bila setiap individu bertidak sesuai dengan peranannya.
panggung sandiwara. Disini setiap orang harus memerankan peranannya sesuai
dengan naskah yang telah dibuat oleh masyarakat. Hubungan interpersonal
berkembang baik bila setiap individu bertidak sesuai dengan peranannya.
c.
Model Interaksional
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai
suatu sistem.
Setiap sistem memiliki sifat-sifat strukural, integratif dan medan. Semua sistem terdiri dari subsistem-subsistem yang saling tergantung dan bertindak bersama sebagai suatu kesatuan.
Setiap sistem memiliki sifat-sifat strukural, integratif dan medan. Semua sistem terdiri dari subsistem-subsistem yang saling tergantung dan bertindak bersama sebagai suatu kesatuan.
Selanjutnya, semua sistem mempunyai kecenderungan untuk memelihara dan mempertahankan kesatuan. Bila ekuilibrium dari sistem
terganggu, segera akan diambil tindakannya. Setiap hubungan interpersonal
harus dilihat dari tujuan bersama, metode komunikasi, ekspektasi dan pelaksanaan peranan.
terganggu, segera akan diambil tindakannya. Setiap hubungan interpersonal
harus dilihat dari tujuan bersama, metode komunikasi, ekspektasi dan pelaksanaan peranan.
d.
Model permainan (games people play
model)
Model ini menerangkan bahwa dalam berhubungan
individu-individu terlibat dalam bermacam permaianan. Kepribadian dasar dalam
permainan ini dibagi dalam 3 bagian yaitu :
1)
Kepribadian orang tua (aspek
kepribadian yang merupakan asumsi dan perilaku yang diterima dari orang tua
atau yang dianggap sebagi orang tua).
2)
Kepribadian orang dewasa (bagian
kepribadian yang mengolah informasi secara rasional).
3)
Kepribadian anak (kepribadian yang
diambil dari perasaan dan pengalaman kanak-kanak yang mengandung potensi
intuisi, spontanitas, kreativitas dan kesenangan).
2. Memulai Hubungan
Saat memulai hubungan ada 2 tahap yang harus dijalankan, yaitu :
a.
Pembentukan
Tahap ini
sering disebut juga dengan tahap perkenalan.
b.
Peneguhan hubungan
Hubungan
interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah.
3. Hubungan Peran
a.
Model Peran
Menganggap
hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara.
b.
Konflik
Konflik
Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena
pertentengan kepentingan atau keinginan.
c.
Adequacy Peran dan Autentisitas
Dalam Hubungan Peran
Kecukupan
perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang
diberikan baik secara formal maupun secara informal.
d.
Intimasi dan Hubungan Pribadi
Sebagai
konsekuensi adanya daya tarik menyebabkan interaksi sosial antar individu
menjadi spesifik atau terjalin hubungan intim pada :
1)
Persaudaraan
Hubungan
intik ini didasarkan pada hubungan darah.
2)
Persahabatan
Persahabatan
biasanya terjadi pada dua individu yang didasarkan pada banyak persamaan.
3)
Percintaan
Persahabatan antar pria dan wanita
bisa berubah mejadi cinta, jika dua individu itu merasa sebagai pasangan yang
potensial seksual.
4. Intimasi dan Hubungan Pribadi
Pendapat beberapa ahli mengenai intimasi, di antara lain yaitu :
a.
Menurut Shadily dan Echols (1990) mengartikan intimasi sebagai kelekatan yang kuat
yang didasarkan oleh saling percaya dan kekeluargaan.
b.
Menurut Sullivan
(Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian
seseorang untuk mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang lain.
c. Menurut Steinberg (1993) berpendapat
bahwa suatu hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional antara dua individu
yang didasari oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk memperlihatkan
pribadi masing-masing yang terkadang lebih bersifat sensitif serta saling
berbagi kegemaran dan aktivitas yang sama.
5.
Intimasi dan Pertumbuhan
Dalam suatu
hubungan juga perlu adanya companionate love, passionate love dan intimacy
love. Karena apabila kurang salah satu saja di dalam suatu hubungan atau
mungkin hanya salah satu di antaranya itu di dalam
suatu hubungan maka yang akan terjadi adalah hubungan tersebut tidak akan
berjalan dengan langgeng atau awet, justru sebaliknya setiap pasangan tidak
merasakan kenyamanan dari pasangannya tersebut sehingga yang terjadi adalah
hubungan tersebut bubar dan tidak akan ada lagi harapan untuk membangun
hubungan yang harmonis dan langgeng.
B. Cinta dan Perkawinan
Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi.
Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan,
perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah
aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa
pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu,
menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan
objek tersebut.
Perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang
membentuk hubungan kekerabatan dan yang merupakan suatu pranata dalam budaya
setempat yang meresmikan hubungan antar pribadi yang biasanya intim dan
seksual.Perkawinan umumnya dimulai dan diresmikan dengan upacara pernikahan.
Umumnya perkawinan dijalani dengan maksud untuk membentuk keluarga. Perkawinan
umumnya dijalani dengan maksud untuk membentuk keluarga. Umumnya perkawinan
harus diresmikan dengan pernikahan.
1.
Memilih Pasangan
Memilih pasangan hidup bukanlah perkara
mudah. Pasalnya, banyak orang yang merasa tidak sreg ketika mereka ditawari
untuk memilih suami atau memilih istri, tak seperti memilih pacar yang bisa
dengan mudah dilakukan. Menurut mereka, pasangan hidup adalah orang yang diajak
untuk susah senang bersama, yang diharapkan hanya akan ada yang pertama dan
yang terakhir. Itu sebabnya memilih pasangan hidup jauh lebih susah dibandingkan dengan memilih
pekerjaan atau tempat sekolah.
2.
Hubungan Dalam Perkawinan
Menurut Dawn J. Lipthrott, LCSW, seorang psikoterapis dan juga marriage and relationship educator and
coach, dia mengatakan bahwa ada lima tahap perkembangan dalam kehidupan
perkawinan. Hubungan dalam pernikahan bisa berkembang dalam tahapan yang bisa
diduga sebelumnya. Namun perubahan dari satu tahap ke tahap berikut memang
tidak terjadi secara mencolok dan tak memiliki patokan batas waktu yang
pasti. Bisa jadi antara pasangan suami-istri, yang satu dengan yang lain,
memiliki waktu berbeda saat menghadapi dan melalui tahapannya. Namun anda dan
pasangan dapat saling merasakannya.
a. Tahap pertama : Romantic Love. Saat ini adalah saat Anda dan pasangan merasakan
gelora cinta yang menggebu-gebu. Ini terjadi di saat bulan madu pernikahan.
b. Tahap kedua : Dissapointment or
Distress. Masih menurut Dawn, di tahap ini pasangan suami istri kerap
saling menyalahkan, memiliki rasa marah dan kecewa pada pasangan, berusaha
menang atau lebih benar dari pasangannya.
c. Tahap ketiga : Knowledge and Awareness. Dawn mengungkapkan bahwa pasangan suami
istri yang sampai pada tahap ini akan lebih memahami bagaimana posisi dan diri
pasangannya.
d. Tahap keempat : Transformation. Suami istri di tahap ini akan mencoba tingkah laku
yang berkenan di hati pasangannya. Anda akan membuktikan untuk menjadi pasangan
yang tepat bagi pasangan Anda.
e. Tahap kelima : Real Love. “Anda berdua akan kembali dipenuhi dengan
keceriaan, kemesraan, keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan pasangan,”
ujar Dawn. Psikoterapis ini menjelaskan pula bahwa waktu yang dimiliki
oleh pasangan suami istri seolah digunakan untuk saling memberikan perhatian
satu sama lain.
3.
Penyesuaian dan Pertumbuhan Dalam Perkawinan
Perkawinan tidak berarti mengikat pasangan
sepenuhnya. Dua individu ini harus dapat mengembangkan diri untuk kemajuan
bersama. Keberhasilan dalam perkawinan tidak diukur dari ketergantungan
pasangan. Perkawinan merupakan salah satu tahapan dalam hidup yang pasti
diwarnai oleh perubahan. Dan perubahan yang terjadi dalam sebuah perkawinan,
sering tak sederhana. Perubahan yang terjadi dalam perkawinan banyak terkait
dengan terbentuknya relasi baru sebagai satu kesatuan serta terbentuknya
hubungan antar keluarga kedua pihak.
Relasi yang diharapkan dalam sebuah
perkawinan tentu saja relasi yang erat dan hangat. Tapi karena adanya perbedaan
kebiasaan atau persepsi antara suami-istri, selalu ada hal-hal yang dapat
menimbulkan konflik. Dalam kondisi perkawinan seperti ini, tentu sulit
mendapatkan sebuah keluarga yang harmonis.
Pada dasarnya, diperlukan penyesuaian diri
dalam sebuah perkawinan, yang mencakup perubahan diri sendiri dan perubahan
lingkungan. Bila hanya mengharap pihak pasangan yang berubah, berarti kita
belum melakukan penyesuaian.
4.
Perceraian dan Pernikahan Kembali
Pernikahan bukanlah akhir kisah indah bak
dongeng cinderella, namun dalam perjalanannya, pernikahan justru banyak menemui
masalah. Menikah Kembali setelah perceraian mungkin menjadi keputusan yang
membingungkan untuk diambil. Karena orang akan mencoba untuk menghindari semua
kesalahan yang terjadi dalam perkawinan sebelumnya dan mereka tidak yakin
mereka bisa memperbaiki masalah yang dialami. Mereka biasanya kurang percaya
dalam diri mereka untuk memimpin pernikahan yang berhasil karena kegagalan lama
menghantui mereka dan membuat mereka ragu-ragu untuk mengambil keputusan.
5.
Alternatif Selain Pernikahan
Paradigma terhadap lajang cenderung
memojokkan. pertanyaannya kapan menikah?? Ganteng-ganteng kok ga menikah?
Apakah Melajang Sebuah Pilihan??
Ada banyak alasan untuk tetap melajang.
Perkembangan jaman, perubahan gaya hidup, kesibukan pekerjaan yang menyita
waktu, belum bertemu dengan pujaan hati yang cocok, biaya hidup yang tinggi,
perceraian yang kian marak, dan berbagai alasan lainnya membuat seorang memilih
untuk tetap hidup melajang. Batasan usia untuk menikah kini semakin bergeser,
apalagi tingkat pendidikan dan kesibukan meniti karir juga ikut berperan dalam
memperpanjang batasan usia seorang untuk menikah. Keputusan untuk melajang
bukan lagi terpaksa, tetapi merupakan sebuah pilihan. Itulah sebabnya, banyak
pria dan perempuan yang memilih untuk tetap hidup melajang.
DAFTAR PUSTAKA